Halaman

Isi dengan kode HTML widget/url gambar

Kamis, 16 Februari 2012

Cara Menanam Seledri


 Seledri (Apium graveolens L.) sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia. Tanaman Seledri dikenal sebagai sayuran bumbu (penyedap rasa), ada juga yang mengatakan sebagai obat, penyembuh demam dan darah tinggi, ada pula yang mengatakan sebagai penyubur rambut.

Jenis seledri 'Cut Common' yang siap tanam

Varietas

Dalam klasifikasinya, Seledri tergolong dalam family Umberliflorae. Di masya-rakat Indonesia tanaman seledri yang banyak dikenal ada dua varietas yaitu : Seledri potong (Varietas Sylvester) dan Seledri daun (Varietas Secalium). Sebenarnya masih ada satu jenis lagi Seledri tetapi jarang ditemui di masyarakat yaitu Seledri berumbi (Varietas Repaceum). Diantara ketiga varietas di atas Seledri daun yang paling banyak dibudidayakan petani Ciwidey, Bandung adalah jenis Seledri daun (Cut Common). Varietas ini mempunyai ciri diantaranya tanamannya pendek , daunnya banyak, juga anakannya cukup banyak. Beberapa benih seledri yangbanyak ditemui di toko pertanian khususnya di Ciwidey antara lain Amigo (East West), produk Royal Sluis dan sebagainya.

Teknik Budidaya

Tanaman Seledri dapat ditanam dari dataran rendah hingga dataran tinggi, tetapi untuk mencapai hasil optimal penanamannya dilakukan pada ketinggian antara 1.000 - 1.200 m.dpl. bisa memperoleh hasil yang terbaik.

 Teknik Persemaian

Tanaman Seledri sebelum tanam perlu disemai terlebih dahulu. Adapun caranya sebagai berikut :

a. Disiapkan bedengan dengan lebar antara 80 - 100 cm. panjang sesuai kebutuhan dan tanah tersebut diolah dicampur pupuk kandang.

b. Setelah tanah bedengan dirapikan benih Seledri ditabur rata tidak boleh menumpuk (bergerombol) supaya pertumbuhannya seragam.

c. Kemudian ditutup pakai campuran tanah + pupuk kandang + serbuk gergaji atau sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Setelah itu disiram dan ditutup pakai karung biar tanahnya lembab dan merangsang perkecambahan.

d. Setelah + 10 hari tanaman akan tumbuh, penutup dibuang (diambil) dan untuk mengurangi terik panas matahari dibuatkan naungan. Seperti persemaian yang lainnya perlu dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari. Setelah berumur + 45 hari sampai 50 hari bibit tersebut siap ditanam.

Penanaman

Kebiasaan petani Ciwidey, pengolahan lahan dilakukan bersamaan dengan waktu semai. Cara pengolahan lahan seperti biasa membuat bedengan-bedengan berukuran 80 cm - 100 m. panjang sesuai kebutuhan. Jarak antar bedeng + 40 cm dan kebutuhan pupuk kandang + 20 ton per hektar dicampur rata di atas bedengan.Untuk memudahkan pemeliharaan kebiasaan petani membuat parit-parit keliling untuk pengairan. Karena tanaman Seledri biasanya membutuhkan air banyak apalagi pada musim kemarau. Para petani Ciwidey biasanya menggunakan jarak tanam 25 x 25 cm2 atau 30 x 30 cm2 dengan dua atau tiga tanaman per lubang.

Pemupukan

Untuk pemupukan kebiasaan petani Ciwidey dalam satu musim tanam antara dua sampai tiga kali.

a. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berumur 10 - 15 hari setelah tanam dengan dosis ZA = 100 kg/ha., Urea = 50 kg/ha. dan KCl = 100 kg/ha.

b. Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berumur + 30 hari setelah tanam dengan dosis ZA = 100 kg/ha. dan Urea = 50 kg/ha.

c. Pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman berumur + 45 hari setelah tanam dengan dosis ZA = 100 kg/ha. Pemupukan ini jarang dilakukan kecuali kalau tanaman dirasa kurang subur.

Pemeliharaan

Untuk memperoleh hasil yang optimal pengairan perlu dilakukan secara kontinyu terutama saat tanam di musim kemarau. Pada saat musim kemarau, penyiraman dilakukan setiap 10 hari sekali. Disamping pengairan, penyiangan juga perlu dilaksanakan setiap 15 hari sekali.        
Pengendalian Hama dan Penyakit

1. Hama

Pada Seledri hama utama adalah Liriomyza atau wereng atau biasa disebut petani Ciwidey adalah Aro. Hama ini berbahaya sekali kalau dibiarkan. Hama ini menghisap cairan daun sampai kering. Kebiasaan petani Ciwidey untuk mengendalikan hama tersebut adalah memakai Curacron, Trigard dan akhir-akhir ini yang sering dipakai adalah Winder 25 WP. Disamping hama di atas hama lain antara lain Aphid dan Ulat, tetapi kedua hama ini kurang merisaukan petani karena dianggap tidak terlalu merugikan.

Jenis seledri 'Cut Common' yang siap tanam

 2. Penyakit

Penyakit utama pada tanaman Seledri adalah penyakit cacar coklat kuning (Cercospora apii) dan sejenis cendawan (Septoria apii). Kedua penyakit ini gejala yang ditimbulkan hampir sama dan kebiasaan petani untuk mengendalikannya memakai Kocide 77WP.

Pemanenan & Pemasaran

Tanaman Seledri daun dipanen + berumur 45 - 60 hari. Cara panen dengan mencabut tanaman sampai akarnya, kemudian dicuci hingga bersih selanjutnya ditali dan siap dibawa ke pasar. 


 
Reade more >>

Cara Menanam Tomat

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas hortikultura yang penting baik karena harganya yang cukup baik maupun penggunanya dalam konsumsi masyarakat.  Tomat dapat dikonsumsi sebagai sayur atau buah segar maupun dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti saus tomat.
Secara umum tomat dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tomat menghendaki tanah yang gembur, porus, subur  dengan  kemasaman tanah (pH)  antara 5 – 6, curah hujan 750-1. 250 mm/tahun  dan kelembaban relatif  25%.
Teknis budidaya tomat dapat berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain tergantung kondisi lahan, ketinggian tempat, kondisi agroklimat, kebiasan dan kemampuan petani yang bersangkutan serta pembiayaan yang tersedia.  Oleh karena penting sebelum mengusahakan tomat secara intensif harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan petugas teknis atau penyuluh pertanian setempat, namun secara umum teknis budidaya  tomat secara singkat dapat kami sampaikan  sebagai berikut :
Persiapan Lahan
Pilihlah lahan yang gembur dan subur  dengan pengairan yang baik.  Pilih juga lahan yang sebelumnya tidak ditanami dengan tomat  atau tanaman lain yang masih dalam satu famili Solanaceae seperti cabai, terong, tembakau atau kentang  untuk memutus siklus organisme pengganggu tanaman (OPT) .
Tanah diolah sempurna,  apabila pH tanah rendah tambahkan kapur pertanian dengan takaran 150 kg per 1. 000 meter persegi , disebar dan diaduk rata bersamaan dengan pengolahan tanah.  Kemudian dibuat  bedengan dengan lebar 120 – 160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 20-30 cm dengan kedalaman 30 cm.
Pupuk dasar perlu diberikan, biasanya terdiri dari 4 kg Urea/ZA,  7,5 kg TSP dan 4 kg KCl untuk setiap 1. 000 meter persegi atau  jika memakai  Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) takaranya  kurang lebih  20 kg per 1000 meter persegi.  Pupuk dasar dicampur merata dengan tanah di atas bedengan dan biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam. Lubang tanam dibuat dengan ukuran diameter  kurang lebih 10 cm sedalam 15 cm dengan jarak antar lubang tanam 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan.
Persemaian
Pilih benih tomat dari varietas unggul yang telah direkomendasikan.  Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, kemudian masukkan dalam polibag.  Masukkan benih satu per satu dalam polibag dan tutup tipis dengan tanah halus.
Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam.  Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah).  Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan.
Tanam
Tanam dilakukan pada saat bibit berumur 3 – 4 minggu dengan daun 5-6 helai. Tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.  Buka polibag terlebih dahulu, kemudian masukan bibit pada lubang tanam sampai batas pangkal batang,  ditimbun dengan tanah dengan agak ditekan dan siram dengan air.
Untuk bibit yang mati, rusak atau pertumbuhan nya tidak normal lakukan penyulaman maksimal sampai tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) dan lakukan pengairan/penyiraman setap hari sampai tanaman  tumbuh normal. Segera pasang ajir agar tidak  merusak perakaran tanaman dengan ketinggian ajir 1 – 1,5 m.
Pemupukan Tanaman.
Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 1 MST dengan Urea dan KCl dengan perbandingan 1 : 1 dengan takaran 1-2 gram per tanaman.  Pupuk diberikan 3 cm di sekeliling tanaman, tutupkembali dengan tanah dan siram air.   Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 MST dengan pupuk yang sama dengan takaran  5 gr , diberikan 5 cm  sekeliling batang tanaman.  Pemupukan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST  dengan pupuk yang sama dengan takaran 7 gram per tanaman, diberikan 7 cm sekeliling tanaman.  Pupuk organik cair dapat diaplikasikan setiap 7 hari sekali dengan cara disemprotkan dengan takaran sesuai rekomendasi.
Penyiangan dan Pembumbunan.
Penyiangan dan pembumbunan dilakukan pada  saat tanaman berumur 28 hari setelah tanam (HST) bersamaan dengan penggemburan dan pemupukan susulan diikuti pengguludan tanaman. Penyiangan dan pembmbunan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 40 – 45 HST.
Pengajiran
Untuk menopang tanaman agar tidak mudah roboh, tanaman yang telah mencapai ketinggian 10 – 15 cm harus segera diikat pada ajir.  Pengikatan diakukan kembali setiap tanaman bertambah tinggi kurang lebih 20 cm.  Tanaman diikat dengan bentuk seperti angka 8  dengan tali plastik (rafia/rumput jepang),  sehingga tanaman tidak rusak tergesek oleh ajir.
Pembuangan Tunas / Perempelan.
Perempelan atau pembuangan tunas yang tidak produktif dilakukan setiap minggu dan  hanya mempertahankan 3 cabang utama untuk setiap tanaman.  Perempelan ini bertujuan untuk merangsang pembungaan pada saat tanaman berumur 32 HST.  Sebaiknya perempelan dilakukan pada pagi hari agar luka cepat mengering sehingga tidak menjadi tempat masuknya penyakit.
Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman  (OPT).
Beberapa jenis OPT penting yang menyerang tanaman tomat antara lain Ulat buah (Helicoperva armigeraHeliothis sp.), Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.), Aphid,  Trips,  Nematoda, penyakit yang disebabkan oleh cendawan seperti layu fusarium, bercak daun, busuk daun dan Antraknosa. dan
Berkaitan dengan banyaknya jenis  OPT yang menyerang tanaman tomat ini, maka secara lengkap jenis OPT dan cara-cara pengendalianya akan di bahas secara khusus dalam tulisan – tulisan  selanjutnya.
Panen dan Pasca Panen.
Tomat dapat dipanen apabila kulit tomat telah berubah warna dari hijau menjadi  kekuning-kuningan. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dengan interval panen antara 2-3 hari sekali.  Setelah dipetik buah segera dimasukan ke wadah angkut dan letakkan ditempat yang teduh.
Add caption
                                                                    By A'an Owners                              
Reade more >>
ada yang mau ditanyakan silahkan tanyakan saja jangan sungkan2 saya sedia membantu dengan senang hati...